BAHAN AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KLS IV SD ISLAM KHAIRA UMMAH PADANG
AL-QUR’AN
MEMBACA
SURAT-SURAT AL-QUR’AN
Standar kopetensi
- membaca surat al Qur’an
kopetensi dasar
- Membaca Qs. Al - Fatihah dengan benar
Surat Al-Fatihah
Surat Al- Fatihah terdiri atas tujuh ayat, ia termasuk
kelompok surat Makiyah karena surat tersebut diturunkan sebelum Nabi Muhammad
SAW hijrah ke kota Madinah.
Surat Al-Fatihah berarti pembukaan dan surat ini di
rebut juga sebagai “Ummul Qur’an” artinya ibu Al-Qur’an dan “Ummul Kitab”
artinya ibu Al-Kitab, karena surat Al-Fatihah merupakan ibu bagi semua isi
kandungan Al- Qur'an dan menjadi inti sari dari isi kandungan AI –Qur’an.
Adapun nama- nama lain surat Al-Fatihah yaitu: Asy-Syifa, al-Asas, Al-Waqiyah,
Al- Kafiyah, Ar- Rugyah, dan Al-Qur’an, Al-Azim.
Ummul Qur’an ((Induk Al-Qur’an) Ummul Kitab (Induk
Al-Kitab), As-Sabul Masani (Tujuh yang berulang-ulang), Asy-Syifa (Penyembuh),
As-Asas (Dasar), Al-Waqiyah (Pelindung), Al-Kafiyah (Pelengkap), Ar-Ruqyah
(Penangkal), dan Al-Qur’an Al-Azim (Al -Qur'an yang agung).
Membaca Surat Al-Fatihah dengan lancar
1.
Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2.
Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
3.
Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
4.
Yang
menguasai di hari Pembalasan.
5.
Hanya
Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.
6.
Tunjukilah
Kami jalan yang lurus,
7.
Yaitu
jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
A.
Surat
al-Ikhlas
I.
Membaca
surat Al-ikhlas dengan lancar
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1.
Katakanlah:
"Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2.
Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3.
Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4.
Dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
Surat Al-Ikhlas surah yang ke 112, diturunkan di
Mekah. Surat Al Ikhlas terdiri dari 4 ayat, arti Al-Ikhlas adalah memurnikan
keesaan Allah. Isi pokok surat Al-Ikhlas yaitu penegasan tentang kemurnian
keesaan Allah SWT, menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak
ada sesuatu yang menyamainya.
AKHLAK
MEMBIASAKAN
PERILAKU TERPUJI
-
Meneladani
perilaku (taubatnya) Nabi Adam As
-
Meneladani
perilaku masa kanak- kanak Nabi Muhammad SAW
I.
Keteladanan
Nabi Adam As
Allah memerintahkan kepada manusia untuk melaksanakan
shalat, membayar zakat melaksanakan semua perintahnya dan meninggalkan larangan-Nya.
Melaksanakan perintah Allah, manusia akan mendapat
pahala sesuai dengan amal perbuatannya. Bagi yang melanggar perintahnya Allah
telah menyediakan balasan yang setimpal pula. Jika manusia melanggar
perintahnya dan ingin minta ampun. Allah niscaya akan mengampuninya tapi dengan
sungguh-sungguh minta ampun disebut juga tobat nasuha, dan berjanji tidak akan
menggulanginya.
Allah maha pengampun dari segala dosa, Dia akan
mengampuni dosa hamba-Nya yang mohon ampun. Hal ini dapat kita lihat dari kisah
Nabi Adam, pada waktu Nabi Adam dan Hawa di surga. Allah melarang keduanya
untuk memakan buah khuldi. Akan tetapi, setan yang menjadi musuh abadi manusia,
menggoda Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah tersebut.
Nabi Adam dan Hawa akhirnya tergoda oleh rayuan syetan
mereka berdua memakan buah khuldi dan melanggar perintah Allah, Nabi Adam dan
Hawa menyesali apa yang telah mereka lakukan.
Nabi Adam dan Hawa mohon ampun kepada Allah dengan
sungguh-sungguh, karena kesungguhannya. Allah mengampuni dosa-dosa Adam dan
mengangkatnya menjadi rasul.
Apabila kita melanggar perintah Allah kita harus minta
ampun dan bertobat, apabila kita melakukan kesalahan sesama manusia maka kita
harus meminta maaf.
Setelah Nabi Adam diturunkan kebumi. Mereka bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka bercocok tanam dan berternak.
Mereka tidak hanya berpangku tangan menunggu makanan turun dari langit, harus
dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi hidupnya. Dari kisah Nabi Adam dapatlah
diambil suri teladan antara lain;
1. Mengakui kesalahan
2. Ikhlas dan sabar
3. Tawakal dan tidak mudah putus asa
II.
Keteladanan
masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW
Dalam kehidupan sehari-, kita meneladani ketabahan
Nabi Muhammad dalam menghadapi musibah, apabila mendapat musibah bersabarlah.
Bahwa terdapat hikmah dibalik musibah tersebut, Allah melarang Hamba-Nya yang
berputus asa. Orang yang berputus asa dibenci Allah.
Selama masa kanak-kanak Nabi Muhammad tidak pernah
menyakiti hati orang lain apalagi ibunya. Nabi Muhammad selalu berkata lemah
lembut, sikapnya yang sopan santun membuat banyak orang senang.
Nabi Muhammad SAW, juga terkenal pemurah, pengasih
penyayang. Nabi Muhammad SAW juga sangat menyayangi binatang, sebagai umatnya
kita harus meneladani sifat Rasulullah.
Adapun beberapa sifat kesempurnaan Nabi yang harus
kita teladani adalah sebagai berikut:
1. Dipercaya
Dipercaya artinya segala ucapan atau perbuatannya
dapat di pertanggung jawabkan. Nabi Muhammad SAW mendapat julukan Al- Amin yang
artinya orang yang dapat dipercaya.
2. Jujur
Jujur artinya lurus hati tidak curang, Nabi Muhammad
diberikan oleh Allah SWT, sifat amanah yang artinya jujur.
3. Pemurah
Pemurah artinya suka memberi atau tidak pelit dan kikir.
4. Pengasih
Pengasih artinya memiliki sifat yang dapat melindungi
AQIDAH
MENGENAL
SIFAT-SIFAT ALLAH
Standar kopetensi
-
Mengenal sifat jaiz Allah
Kopetensi dasar
-
Menyebutkan
sifat jaiz Allah SWT
-
Mengartikan
jaiz Allah SWT
I.
Menyebutkan
Sifat Jaiz Allah SWT
Kita wajib meyakini bahwa Allah adalah Pencipta
(Khalik) clan pemelihara Alam ini. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Oleh sebab
itu sebagai seorang mukmin yang tact kita wajib meyakini Allah SWT. Dengan
mengetahui clan mempercayai adanya sifat-sifat wajib bagi Allah SWT. Apabila
kita tidak mempercayainya kita termasuk ke dalam golongan orang - orang
musyrik.
Allah SWT memiliki sifat kesempurnaan yaitu sifat wajib.
Sifat mustahil dan sifat jaiz. Allah SWT memiliki sifat wajib, sifat yang mesti
ada pada zat Allah yang berjumlah 20.
Memiliki sifat mustahil kebalikan dari sifat wajib.
Allah SWT juga memiliki sifat jaiz, sifat yang boleh ada clan boleh tidak ada,
jumlahnya satu. Maksudnya tidak ada yang mengharuskan kepada Allah SWT untuk
berbuat atau tidak berbuat dan tidak ada yang memustahilkan jika Allah berbuat
atau tidak berbuat sesuatu.
II.
Mengartikan
Sifat Jaiz bagi Allah SWT
Selain sifat wajib clan sifat mustahil Allah juga
memiliki sifat jaiz. Apakah sifat jaiz itu? Kata “Jaiz” menurut bahasa berarti “boleh”
maksudnya dengan sifat jaiz bagi Allah yaitu sifat yang boleh ada dan boleh
pula tidak ada pada Allah.
Berbeda dengan sifat wajib dan mustahil. Sifat jaiz
bagi Allah hanya satu yaitu berkehendak sesuatu atau tidak berkehendak artinya,
Allah bebas berkehendak dan berbuat segala sesuatu yang mungkin terjadi atau
tidak. Jadi sesuatu yang terjadi adalah sesuatu yang bisa terjadi dan bisa juga
tidak.
Contohnya:
Misalnya kamu pergi kepasar naik mobil angkutan kota,
tetapi sebelum kamu menumpangi tersebut ada teman pakai sepeda motor lewat dan
kamu ditumpanginya. Besoknya kamu dapat benta mobil angkutan kota yang akan
kamu tumpangi itu kecelakaan dan semua penumpangnya meninggal dunia. Jadi
dibalik peristiwa itu dapat diambil hikmah bahwa Allah menghendaki kamu masih
hidup. Sehingga niatnya untuk naik mobil angkutan dibelokkan oleh Allah. Sebab,
jika Allah menghendaki sesuatu terjadi maka terjadilah dan jika Allah tidak
berkehendak pasti tidak terjadi. Inilah yang dimaksud dengan sifat jaiz Allah,
berkehendak sesuatu atau tidak berkehendak.
Sifat jaiz Allah ini tidak harus pasti ada atau pasti
tidak ada. Allah bebas dengan kehendaknya sendiri tanpa ada yang dapat memaksa,
misalnya Allah menciptakan alam ini karena ia menghendaki.
Sifat jaiz bagi Allah SWT juga bisa berarti Allah SWT
memiliki suatu kehendak yang tidak bisa dipaksakan oleh selain Allah SWT
sendiri. Allah SWT mau menciptakan manusia atau tidak, semuanya bergantung
kepada kehendak-Nya sendiri. Tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalang-
halangi kehendak Allah SWT kecuali Allah SWT sendiri.
FIQIH
MENGENAL
KETENTUAN-KETENTUAN SHALAT
Standar kopetensi
-
Mengenal ketentuan sholat
Kopetensi dasar
-
Menyebutkan
Rukun Shalat
-
Menyebutkan
Sunah-sunah shalat
-
Menyebutkan
syarat sah dan syarat wajib shalat
-
Menyebutkan
hal-hal yang membatalkan shalat
Barang siapa yang mendirikan shalat berarti ia telah mendirikan
agama. Begitu juga sebaliknya, siapa yang meninggalkan shalat berarti
merubuhkan agama.
Shalat adalah kewajiban bagi umat Islam yang dikerjakan 5 (lima)
waktu dalam sehari semalam. Amalan yang pertama diperiksa adalah shalat, adapun
perintah shalat turun ketika Rasulullah SAW melakukan Isra’ Mikraj.
A.
Rukun
Shalat
Rukun artinya sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya
suatu pekerjaan. Rukun shalat berarti sesuatu yang harus dilakukan untuk sahnya
shalat. Apabila rukun shalat itu tidak dikerjakan maka shalat itu tidak sah.
Akibatnya shalat tidak diterima Allah SWT.
Rukun shalat ada 13
1. Niat
2. Berdiri tegak bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram dengan membaca “AllahuAkbar”
4. Membaca surat al - Fatihah
5. Rukuk dengan tumakninah
6. I’tidal dengan tumakninah
7. Sujud dengan tumakninah
8. Duduk antara dua sujud (duduk iftirasy) serta
tumakninah
9. Duduk akhir (duduk tawaruk)
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca shalawat atas nabi
12. Mengucapkan salam sambil menoleh ke kanan dan
ke kiri
13. Tertib (berurutan)
B.
Sunah-sunah
Shalat
Sunah shalat adalah perkataan atau bacaan dan
perbuatan yang seperti kita lakukan dalam shalat yang menambah pahala shalat
kita, apabila sunah shalat itu tidak kita lakukan, shalat kita tetap sah, namun
shalat kita belum sempurna, karena antara rukun shalat dengan sunah-sunah
shalat sejalan dan menyatu.
Sunah shalat merupakan hal-hal yang dianjurkan untuk
dikerjakan ketika shalat. Sunat-sunat shalat tersebut adalah:
1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul
ihram, akan rukuk, berdiri dari rukuk, dan berdiri dari tasyahud awal.
2. Bersedekap dengan meletakkan tangan di atas
tangan kiri
3. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud
4. Membaca do’a Iftitah
5. Membaca ta’awudz dan basmalah
6. Membaca surat atau ayat Al Qur’an sesudah
membaca Al Fatihah
7. Pada shalat berjamaah hendaklah mendengarkan
bacaan iman
8. Menegaskan suara pada rakaat pertama dan kedua
pada shalat Maghrib, Isya dan Subuh
9. Membaca takbir setiap pergantian gerakan,
kecuali bangkit dari rukuk (I’tidal)
10. Bersikap lurus ketika rukuk
11. Bersikap tasbih ketika rukuk
12. Ketika bangkit dari rukuk membaca
سَمِعَ
اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Artinya:
“Semoga Allah mendengar orang-orang yang memujinya.”
13. Meletakkan atau menempatkan tujuh anggota tubuh
saat sujud, yaitu kening, hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan dua ujung jari
-jari kaki.
14. Membaca do’a duduk diantara dua sujud
15. Membaca tasyahud awal
16. Tangan menekan ke tempat shalat ketika akan
berdiri dari duduk
17. Menoleh ke kiri pada salam kedua
C.
Syarat
Sah dan Wajib Shalat
Shalatmu akan sah dan diterima oleh Allah SWT. Jika
memenuhi syarat sahnya shalat. Tidak sah shalatnya apabila ada salah satu
syarat sah syarat yang kamu tinggalkan, syarat sahnya shalat adalah sebagai
berikut:
1. Suci dari hadas besar dan hadas kecil
2. Menutup aurat
3. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
4. Menghadap kiblat
5. Telah masuk waktu shalat clan mengetahui
masuknya waktu shalat
Disamping syarat sahnya shalat, juga perlu mengetahui
tentang syarat wajib shalat. Sprat wajib shalat adalah sebagai berikut:
1. Islam
2. Berakal
3. Baliq (dewasa)
4. Suci dari haid dan nifas
5. Dalam keadaan sadar (tidak tidur)
6. Melihat dan mendengar. Orang yang rata dan tuli
sejak lahir tidak dituntut dengan hukum karena tidak ada jalan baginya untuk
belajar hukum-hukum syara’
D.
Hal-hal
Yang Membatalkan Shalat
Pada waktu melakukan shalat, kita harus menjaga jangan
sampai shalat kita batal. Kalau shalat kita batal, berarti tidak sah dan harus
diulangi lagi.
Adapun yang membatalkan shalat, yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan banyak gerakan yang bukan gerakan
shalat.
2. Meninggalkan salah satu rukun shalat seperti
berikut ini:
a.
Tidak
membaca niat
b.
Tidak
membaca takbiratul ihram
c.
Tidak
membacaAl Fatihah
d.
Tidak
rukuk
e.
Tidak
sujud yang pertama dan kedua
f.
Tidak
iktidal
g.
Tidak
duduk diantara dua sujud
h.
Tidak
tumakninah saat rukuk, sujud, iktidal dan saat duduk antara dua sujud
i.
Tidak duduk
tasyahud akhir
j.
Tidak
membaca tasyahud akhir
k.
Tidak
membaca salawat Nabi pada tasyahud akhir
l.
Tidak
mengucapkan salam yang pertama
m.
Tidak
tertib/tidak sesuai urutan
3. Dengan sengaja berkata-kata (yang bukan bacaan
shalat)
4. Makan dan minum yang disengaja
5. Meninggalkan salah satu syarat sahnya shalat,
seperti batal wudunya sebab kentut atau yang lain.
TARIKH
MENCERITAKAN
KISAH NABI
Standar Kopetensi
-
Menceritakan kisah nabi
Kopetensi Dasar
-
Menceritakan
kisah Nabi Adam As
-
Menceritakan
kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW
-
Menceritakan
perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW
I.
Kisah
Nabi Adam As
Nabi Adam As adalah manusia pertama yang diciptakan
oleh Allah SWT dari tanah. Kemudian dari tulang rusuk Adam As, Allah SWT menciptakan
manusia kedua jenis kelamin perempuan yang diberi nama Hawa untuk menemaninya.
Adam memberi nama Hawa yang artinya orang yang kurindukan. Selanjutnya Allah
SWT menikahkan keduanya dengan saksi para malaikat. Dan Allah mengizinkan
mereka menetap di surga selamanya.
Sebelum Adam As diciptakan, Allah SWT telah lebih
dahulu menciptakan iblis dan malaikat. Iblis diciptakan dari api dan tidak mau
taat kepada Allah sedangkan malaikat diciptakan dari nur/cahaya yang selalu
taat dan patuh pada Allah SWT.
Adam dan Hawa hidup senang dan bahagia di surga. Semua
buah- buahan yang ada di surga boleh di makan oleh mereka, tetapi ada satu buah
yang tidak boleh dimakan yaitu buah khuldi. Allah melarang Adam As dan Hawa
makan buah khuldi. Larangan tersebut dimaksudkan untuk menguji sejauh mana
kemampuan Adam dan Hawa menahan nafsu dan ketaatan mereka kepada Allah SWT.
Iblis adalah makhluk yang tidak mau patuh kepada
Allah, ia memiliki sifat iri dan dengki. Ia benci melihat AdamAs dan Hawa hidup
senang dan bahagia di surga. Ia mencari akal supaya Nabi Adam As dan Hawa di
usir dari surga.
Atas bujuk rayu iblis yang telah bersumpah akan
menyesatkan umat manusia, Adam dan Hawa mau memakan buah khuldi. Itulah dosa
pertama yang dilakukan umat manusia. Atas pelanggaran tersebut, Allah
menjatuhkan hukuman kepada Adam As dan Hawa dengan menurunkan mereka ke bumi.
Di bumi mereka hidup terpisah selama bertahun-tahun
dan akhirnya bisa bertemu kembali. Tempat pertemuan itu di Jabal Rahmah Padang Arafah.
Adam dan Hawa akhirnya memiliki keturunan, setiap
melahirkan anaknya selalu kembar laki-laki dengan perempuan diantara namanya
adalah Qabil - Iklima, Habil - Labuda. Setelah dewasa Allah memerintahkan untuk
menikahkan mereka secara silang. Ternyata Qabil tidak mau menikahi Labuda
disebabkan Iklima lebih cantik padahal Iklima adalah saudara sekandungnya.
Akhirnya Allah menyuruh mereka berkurban, yang kurbannya diterima Allah dialah
yang berhak atas Iklima.
II.
Kisah
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW, bangsa Arab
terkenal dengan sebutan Arab Jahiliyah yang artinya zaman kebodohan, karena
pada saat itu mereka hidup dalam kekacauan. Mereka hidup menyembah berhala dan
kebiasaan mereka adalah membantai, merampok, menganiaya, berjudi, berzina dan
mabuk-mabukan. Anak perempuan dianggap sebagai pembawa petaka sehingga apabila
lahir anak perempuan akan di kubur hidup-hidup.
Nabi Muhammad lahir di kota Mekah pada hari Senin
tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Ayahnya
bernama Abdullah dan ibunya bernama Aminah Az Zuhriyah. Pada waktu Muhammad SAW
masih 3 bulan dalam kandungan ibunya, ayahnya Abdullah wafat ketika sedang
berdagang ke Madinah dan dimakamkan disana. Jadilah Muhammad SAW sebagai anak
yatim.
Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal juga dengan
tahun gajah karena pada tahun tersebut pasukan bergajah yang datang dari Yaman
ingin menghancurkan Ka’bah. Pasukan itu dipimpin oleh Abrahah. Akan tetapi
mereka hancur oleh lemparan batu kerikil yang di bawa burung Ababil atas
perintah Allah SWT. Peristiwa hancurnya pasukan bergajah itu dijelaskan oleh
Allah dalam Al-Qur’an surat Al Fiil. Pasukan itu hancur seperti daun yang di
makan ulat.
III.
Perilaku
Masa Kanak-kanak Nabi Muhammad SAW
Anak kecil di Mekah biasanya dititipkan pada
perempuan-perempuan dusun untuk disusukan. Demikian juga dengan Muhammad SAW.
Dia selain disusukan oleh ibunya kemudian disusukan oleh Suwaibah untuk
selanjutnya disusukan dan diasuh sampai umur 4 tahun oleh Halimatus Sa’diyah
yang berasal dari Bani Sa’ad.
Selanjutnya Nabi Muhammad diasuh oleh ibunya, ketika
Muhammad berumur 6 tahun dia bersama ibunya pergi ke Madinah menziarahi makam
ayahnya. Dalam perjalanan pulang ibunya sakit dan meninggal di Abwa’ dan dimakamkan
disana.
Semenjak ibunya meninggal dia diasuh oleh kakeknya
Abdul Muthalib sampai berusia 8 tahun. Sebelum kakeknya meninggal beliau
berwasiat agar Muhammad di asuh oleh pamannya Abu Thalib. Pada waktu Nabi
Muhammad ikut mengembalakan ternak pamannya
Abu Thalib adalah seorang pedagang yang sehari-hari
berdagang ke negeri Syam (Syiria). Pada waktu Nabi Muhammad SAW berusia 12
tahun beliau ikut berdagang ke Syam. Di suatu tempat yang bernama Bushra mereka
berjumpa dengan seorang pendeta Yahudi yang bernama Bukhaira. Pendeta itu
menyarankan Abu Thalib segera mengajak pulang dan menjaga Muhammad dengan baik.
Pendeta itu mengetahui dan memperhatikan keadaan Muhammad SAW, bahwa dalam diri
Muhammad terdapat tanda kenabian yang terdapat dalam kitab Injil.
Muhammad SAW pernah ikut membantu dalam perang Fijar
yang terjadi antara suku Quraisy dengan suku Qais yang disebabkan oleh
persoalan keturunan dan kebangsawanan ketika itu Muhammad SAW berusia 15 tahun.
Muhammad SAW terkenal dengan kejujurannya sehingga beliau dengan Al-Amin.
Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW menikah dengan
seorang janda kaya yaitu Khadijah.
Dalam perjalanan hidupnya, Muhammad sangat pantas
dijadikan suri teladan yang baik atau “Uswatun Hasanah”. Sifat-sifat kerasulan
yang dimilikinya yaitu Al Amin yang artinya dipercaya, fatanah yang artinya
cerdas dan tablig yang artinya menyampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar