Rabu, 28 Oktober 2015

bahan ajar PAI KLS IV SD/MI

BAHAN AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KLS IV SD ISLAM KHAIRA UMMAH PADANG

AL-QUR’AN
MEMBACA SURAT-SURAT AL-QUR’AN
Standar kopetensi
-     membaca surat al Qur’an
kopetensi dasar
-        Membaca Qs. Al - Fatihah dengan benar
Surat Al-Fatihah
Surat Al- Fatihah terdiri atas tujuh ayat, ia termasuk kelompok surat Makiyah karena surat tersebut diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke kota Madinah.
Surat Al-Fatihah berarti pembukaan dan surat ini di rebut juga sebagai “Ummul Qur’an” artinya ibu Al-Qur’an dan “Ummul Kitab” artinya ibu Al-Kitab, karena surat Al-Fatihah merupakan ibu bagi semua isi kandungan Al- Qur'an dan menjadi inti sari dari isi kandungan AI –Qur’an. Adapun nama- nama lain surat Al-Fatihah yaitu: Asy-Syifa, al-Asas, Al-Waqiyah, Al- Kafiyah, Ar- Rugyah, dan Al-Qur’an, Al-Azim.
Ummul Qur’an ((Induk Al-Qur’an) Ummul Kitab (Induk Al-Kitab), As-Sabul Masani (Tujuh yang berulang-ulang), Asy-Syifa (Penyembuh), As-Asas (Dasar), Al-Waqiyah (Pelindung), Al-Kafiyah (Pelengkap), Ar-Ruqyah (Penangkal), dan Al-Qur’an Al-Azim (Al -Qur'an yang agung).
Membaca Surat Al-Fatihah dengan lancar
 
1.      Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2.      Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
3.      Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4.      Yang menguasai di hari Pembalasan.
5.      Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.
6.      Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7.      Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.




A.    Surat al-Ikhlas
I.       Membaca surat Al-ikhlas dengan lancar
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1.      Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2.      Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3.      Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4.      Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Surat Al-Ikhlas surah yang ke 112, diturunkan di Mekah. Surat Al Ikhlas terdiri dari 4 ayat, arti Al-Ikhlas adalah memurnikan keesaan Allah. Isi pokok surat Al-Ikhlas yaitu penegasan tentang kemurnian keesaan Allah SWT, menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamainya.

AKHLAK
MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI


-          Meneladani perilaku (taubatnya) Nabi Adam As
-          Meneladani perilaku masa kanak- kanak Nabi Muhammad SAW

I.         Keteladanan Nabi Adam As
Allah memerintahkan kepada manusia untuk melaksanakan shalat, membayar zakat melaksanakan semua perintahnya dan meninggalkan larangan-Nya.
Melaksanakan perintah Allah, manusia akan mendapat pahala sesuai dengan amal perbuatannya. Bagi yang melanggar perintahnya Allah telah menyediakan balasan yang setimpal pula. Jika manusia melanggar perintahnya dan ingin minta ampun. Allah niscaya akan mengampuninya tapi dengan sungguh-sungguh minta ampun disebut juga tobat nasuha, dan berjanji tidak akan menggulanginya.
Allah maha pengampun dari segala dosa, Dia akan mengampuni dosa hamba-Nya yang mohon ampun. Hal ini dapat kita lihat dari kisah Nabi Adam, pada waktu Nabi Adam dan Hawa di surga. Allah melarang keduanya untuk memakan buah khuldi. Akan tetapi, setan yang menjadi musuh abadi manusia, menggoda Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah tersebut.
Nabi Adam dan Hawa akhirnya tergoda oleh rayuan syetan mereka berdua memakan buah khuldi dan melanggar perintah Allah, Nabi Adam dan Hawa menyesali apa yang telah mereka lakukan.
Nabi Adam dan Hawa mohon ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh, karena kesungguhannya. Allah mengampuni dosa-dosa Adam dan mengangkatnya menjadi rasul.
Apabila kita melanggar perintah Allah kita harus minta ampun dan bertobat, apabila kita melakukan kesalahan sesama manusia maka kita harus meminta maaf.
Setelah Nabi Adam diturunkan kebumi. Mereka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka bercocok tanam dan berternak. Mereka tidak hanya berpangku tangan menunggu makanan turun dari langit, harus dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi hidupnya. Dari kisah Nabi Adam dapatlah diambil suri teladan antara lain;
1.      Mengakui kesalahan
2.      Ikhlas dan sabar
3.      Tawakal dan tidak mudah putus asa

II.      Keteladanan masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW
Dalam kehidupan sehari-, kita meneladani ketabahan Nabi Muhammad dalam menghadapi musibah, apabila mendapat musibah bersabarlah. Bahwa terdapat hikmah dibalik musibah tersebut, Allah melarang Hamba-Nya yang berputus asa. Orang yang berputus asa dibenci Allah.
Selama masa kanak-kanak Nabi Muhammad tidak pernah menyakiti hati orang lain apalagi ibunya. Nabi Muhammad selalu berkata lemah lembut, sikapnya yang sopan santun membuat banyak orang senang.
Nabi Muhammad SAW, juga terkenal pemurah, pengasih penyayang. Nabi Muhammad SAW juga sangat menyayangi binatang, sebagai umatnya kita harus meneladani sifat Rasulullah.
Adapun beberapa sifat kesempurnaan Nabi yang harus kita teladani adalah sebagai berikut:
1.      Dipercaya
Dipercaya artinya segala ucapan atau perbuatannya dapat di pertanggung jawabkan. Nabi Muhammad SAW mendapat julukan Al- Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.




2.      Jujur
Jujur artinya lurus hati tidak curang, Nabi Muhammad diberikan oleh Allah SWT, sifat amanah yang artinya jujur.
3.      Pemurah
Pemurah artinya suka memberi atau tidak pelit dan kikir.
4.      Pengasih
Pengasih artinya memiliki sifat yang dapat melindungi



AQIDAH
MENGENAL SIFAT-SIFAT ALLAH
Standar kopetensi
-          Mengenal sifat jaiz Allah
Kopetensi dasar
-          Menyebutkan sifat jaiz Allah SWT
-          Mengartikan jaiz Allah SWT

I.         Menyebutkan Sifat Jaiz Allah SWT
Kita wajib meyakini bahwa Allah adalah Pencipta (Khalik) clan pemelihara Alam ini. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Oleh sebab itu sebagai seorang mukmin yang tact kita wajib meyakini Allah SWT. Dengan mengetahui clan mempercayai adanya sifat-sifat wajib bagi Allah SWT. Apabila kita tidak mempercayainya kita termasuk ke dalam golongan orang - orang musyrik.
Allah SWT memiliki sifat kesempurnaan yaitu sifat wajib. Sifat mustahil dan sifat jaiz. Allah SWT memiliki sifat wajib, sifat yang mesti ada pada zat Allah yang berjumlah 20.
Memiliki sifat mustahil kebalikan dari sifat wajib. Allah SWT juga memiliki sifat jaiz, sifat yang boleh ada clan boleh tidak ada, jumlahnya satu. Maksudnya tidak ada yang mengharuskan kepada Allah SWT untuk berbuat atau tidak berbuat dan tidak ada yang memustahilkan jika Allah berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

II.      Mengartikan Sifat Jaiz bagi Allah SWT
Selain sifat wajib clan sifat mustahil Allah juga memiliki sifat jaiz. Apakah sifat jaiz itu? Kata “Jaiz” menurut bahasa berarti “boleh” maksudnya dengan sifat jaiz bagi Allah yaitu sifat yang boleh ada dan boleh pula tidak ada pada Allah.
Berbeda dengan sifat wajib dan mustahil. Sifat jaiz bagi Allah hanya satu yaitu berkehendak sesuatu atau tidak berkehendak artinya, Allah bebas berkehendak dan berbuat segala sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak. Jadi sesuatu yang terjadi adalah sesuatu yang bisa terjadi dan bisa juga tidak.

Contohnya:
Misalnya kamu pergi kepasar naik mobil angkutan kota, tetapi sebelum kamu menumpangi tersebut ada teman pakai sepeda motor lewat dan kamu ditumpanginya. Besoknya kamu dapat benta mobil angkutan kota yang akan kamu tumpangi itu kecelakaan dan semua penumpangnya meninggal dunia. Jadi dibalik peristiwa itu dapat diambil hikmah bahwa Allah menghendaki kamu masih hidup. Sehingga niatnya untuk naik mobil angkutan dibelokkan oleh Allah. Sebab, jika Allah menghendaki sesuatu terjadi maka terjadilah dan jika Allah tidak berkehendak pasti tidak terjadi. Inilah yang dimaksud dengan sifat jaiz Allah, berkehendak sesuatu atau tidak berkehendak.
Sifat jaiz Allah ini tidak harus pasti ada atau pasti tidak ada. Allah bebas dengan kehendaknya sendiri tanpa ada yang dapat memaksa, misalnya Allah menciptakan alam ini karena ia menghendaki.
Sifat jaiz bagi Allah SWT juga bisa berarti Allah SWT memiliki suatu kehendak yang tidak bisa dipaksakan oleh selain Allah SWT sendiri. Allah SWT mau menciptakan manusia atau tidak, semuanya bergantung kepada kehendak-Nya sendiri. Tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalang- halangi kehendak Allah SWT kecuali Allah SWT sendiri.

FIQIH
MENGENAL KETENTUAN-KETENTUAN SHALAT
Standar kopetensi
-          Mengenal ketentuan sholat
Kopetensi dasar
-          Menyebutkan Rukun Shalat
-          Menyebutkan Sunah-sunah shalat
-          Menyebutkan syarat sah dan syarat wajib shalat
-          Menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat

Barang siapa yang mendirikan shalat berarti ia telah mendirikan agama. Begitu juga sebaliknya, siapa yang meninggalkan shalat berarti merubuhkan agama.
Shalat adalah kewajiban bagi umat Islam yang dikerjakan 5 (lima) waktu dalam sehari semalam. Amalan yang pertama diperiksa adalah shalat, adapun perintah shalat turun ketika Rasulullah SAW melakukan Isra’ Mikraj.
A.    Rukun Shalat
Rukun artinya sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan. Rukun shalat berarti sesuatu yang harus dilakukan untuk sahnya shalat. Apabila rukun shalat itu tidak dikerjakan maka shalat itu tidak sah. Akibatnya shalat tidak diterima Allah SWT.
Rukun shalat ada 13
1.      Niat
2.      Berdiri tegak bagi yang mampu
3.      Takbiratul ihram dengan membaca “AllahuAkbar”
4.      Membaca surat al - Fatihah
5.      Rukuk dengan tumakninah
6.      I’tidal dengan tumakninah
7.      Sujud dengan tumakninah
8.      Duduk antara dua sujud (duduk iftirasy) serta tumakninah
9.      Duduk akhir (duduk tawaruk)
10.  Membaca tasyahud akhir
11.  Membaca shalawat atas nabi
12.  Mengucapkan salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri
13.  Tertib (berurutan)

B.     Sunah-sunah Shalat
Sunah shalat adalah perkataan atau bacaan dan perbuatan yang seperti kita lakukan dalam shalat yang menambah pahala shalat kita, apabila sunah shalat itu tidak kita lakukan, shalat kita tetap sah, namun shalat kita belum sempurna, karena antara rukun shalat dengan sunah-sunah shalat sejalan dan menyatu.
Sunah shalat merupakan hal-hal yang dianjurkan untuk dikerjakan ketika shalat. Sunat-sunat shalat tersebut adalah:
1.      Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, akan rukuk, berdiri dari rukuk, dan berdiri dari tasyahud awal.
2.      Bersedekap dengan meletakkan tangan di atas tangan kiri
3.      Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud
4.      Membaca do’a Iftitah
5.      Membaca ta’awudz dan basmalah
6.      Membaca surat atau ayat Al Qur’an sesudah membaca Al Fatihah
7.      Pada shalat berjamaah hendaklah mendengarkan bacaan iman
8.      Menegaskan suara pada rakaat pertama dan kedua pada shalat Maghrib, Isya dan Subuh
9.      Membaca takbir setiap pergantian gerakan, kecuali bangkit dari rukuk (I’tidal)
10.  Bersikap lurus ketika rukuk
11.  Bersikap tasbih ketika rukuk
12.  Ketika bangkit dari rukuk membaca
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Artinya: “Semoga Allah mendengar orang-orang yang memujinya.”
13.  Meletakkan atau menempatkan tujuh anggota tubuh saat sujud, yaitu kening, hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan dua ujung jari -jari kaki.
14.  Membaca do’a duduk diantara dua sujud
15.  Membaca tasyahud awal
16.  Tangan menekan ke tempat shalat ketika akan berdiri dari duduk
17.  Menoleh ke kiri pada salam kedua

C.    Syarat Sah dan Wajib Shalat
Shalatmu akan sah dan diterima oleh Allah SWT. Jika memenuhi syarat sahnya shalat. Tidak sah shalatnya apabila ada salah satu syarat sah syarat yang kamu tinggalkan, syarat sahnya shalat adalah sebagai berikut:
1.      Suci dari hadas besar dan hadas kecil
2.      Menutup aurat
3.      Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
4.      Menghadap kiblat
5.      Telah masuk waktu shalat clan mengetahui masuknya waktu shalat

Disamping syarat sahnya shalat, juga perlu mengetahui tentang syarat wajib shalat. Sprat wajib shalat adalah sebagai berikut:
1.      Islam
2.      Berakal
3.      Baliq (dewasa)
4.      Suci dari haid dan nifas
5.      Dalam keadaan sadar (tidak tidur)
6.      Melihat dan mendengar. Orang yang rata dan tuli sejak lahir tidak dituntut dengan hukum karena tidak ada jalan baginya untuk belajar hukum-hukum syara’

D.    Hal-hal Yang Membatalkan Shalat
Pada waktu melakukan shalat, kita harus menjaga jangan sampai shalat kita batal. Kalau shalat kita batal, berarti tidak sah dan harus diulangi lagi.
Adapun yang membatalkan shalat, yaitu sebagai berikut:
1.      Melakukan banyak gerakan yang bukan gerakan shalat.
2.      Meninggalkan salah satu rukun shalat seperti berikut ini:

a.       Tidak membaca niat
b.      Tidak membaca takbiratul ihram
c.       Tidak membacaAl Fatihah
d.      Tidak rukuk
e.       Tidak sujud yang pertama dan kedua
f.       Tidak iktidal
g.      Tidak duduk diantara dua sujud
h.      Tidak tumakninah saat rukuk, sujud, iktidal dan saat duduk antara dua sujud
i.        Tidak duduk tasyahud akhir
j.        Tidak membaca tasyahud akhir
k.      Tidak membaca salawat Nabi pada tasyahud akhir
l.        Tidak mengucapkan salam yang pertama
m.    Tidak tertib/tidak sesuai urutan
3.      Dengan sengaja berkata-kata (yang bukan bacaan shalat)
4.      Makan dan minum yang disengaja
5.      Meninggalkan salah satu syarat sahnya shalat, seperti batal wudunya sebab kentut atau yang lain.

 
TARIKH
MENCERITAKAN KISAH NABI
Standar Kopetensi
-          Menceritakan kisah nabi
Kopetensi  Dasar
-          Menceritakan kisah Nabi Adam As
-          Menceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW
-          Menceritakan perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW

I.         Kisah Nabi Adam As
Nabi Adam As adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT dari tanah. Kemudian dari tulang rusuk Adam As, Allah SWT menciptakan manusia kedua jenis kelamin perempuan yang diberi nama Hawa untuk menemaninya. Adam memberi nama Hawa yang artinya orang yang kurindukan. Selanjutnya Allah SWT menikahkan keduanya dengan saksi para malaikat. Dan Allah mengizinkan mereka menetap di surga selamanya.
Sebelum Adam As diciptakan, Allah SWT telah lebih dahulu menciptakan iblis dan malaikat. Iblis diciptakan dari api dan tidak mau taat kepada Allah sedangkan malaikat diciptakan dari nur/cahaya yang selalu taat dan patuh pada Allah SWT.
Adam dan Hawa hidup senang dan bahagia di surga. Semua buah- buahan yang ada di surga boleh di makan oleh mereka, tetapi ada satu buah yang tidak boleh dimakan yaitu buah khuldi. Allah melarang Adam As dan Hawa makan buah khuldi. Larangan tersebut dimaksudkan untuk menguji sejauh mana kemampuan Adam dan Hawa menahan nafsu dan ketaatan mereka kepada Allah SWT.
Iblis adalah makhluk yang tidak mau patuh kepada Allah, ia memiliki sifat iri dan dengki. Ia benci melihat AdamAs dan Hawa hidup senang dan bahagia di surga. Ia mencari akal supaya Nabi Adam As dan Hawa di usir dari surga.
Atas bujuk rayu iblis yang telah bersumpah akan menyesatkan umat manusia, Adam dan Hawa mau memakan buah khuldi. Itulah dosa pertama yang dilakukan umat manusia. Atas pelanggaran tersebut, Allah menjatuhkan hukuman kepada Adam As dan Hawa dengan menurunkan mereka ke bumi.
Di bumi mereka hidup terpisah selama bertahun-tahun dan akhirnya bisa bertemu kembali. Tempat pertemuan itu di Jabal Rahmah Padang Arafah.
Adam dan Hawa akhirnya memiliki keturunan, setiap melahirkan anaknya selalu kembar laki-laki dengan perempuan diantara namanya adalah Qabil - Iklima, Habil - Labuda. Setelah dewasa Allah memerintahkan untuk menikahkan mereka secara silang. Ternyata Qabil tidak mau menikahi Labuda disebabkan Iklima lebih cantik padahal Iklima adalah saudara sekandungnya. Akhirnya Allah menyuruh mereka berkurban, yang kurbannya diterima Allah dialah yang berhak atas Iklima.

II.      Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW, bangsa Arab terkenal dengan sebutan Arab Jahiliyah yang artinya zaman kebodohan, karena pada saat itu mereka hidup dalam kekacauan. Mereka hidup menyembah berhala dan kebiasaan mereka adalah membantai, merampok, menganiaya, berjudi, berzina dan mabuk-mabukan. Anak perempuan dianggap sebagai pembawa petaka sehingga apabila lahir anak perempuan akan di kubur hidup-hidup.
Nabi Muhammad lahir di kota Mekah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Ayahnya bernama Abdullah dan ibunya bernama Aminah Az Zuhriyah. Pada waktu Muhammad SAW masih 3 bulan dalam kandungan ibunya, ayahnya Abdullah wafat ketika sedang berdagang ke Madinah dan dimakamkan disana. Jadilah Muhammad SAW sebagai anak yatim.
Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal juga dengan tahun gajah karena pada tahun tersebut pasukan bergajah yang datang dari Yaman ingin menghancurkan Ka’bah. Pasukan itu dipimpin oleh Abrahah. Akan tetapi mereka hancur oleh lemparan batu kerikil yang di bawa burung Ababil atas perintah Allah SWT. Peristiwa hancurnya pasukan bergajah itu dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al Fiil. Pasukan itu hancur seperti daun yang di makan ulat.

III.   Perilaku Masa Kanak-kanak Nabi Muhammad SAW
Anak kecil di Mekah biasanya dititipkan pada perempuan-perempuan dusun untuk disusukan. Demikian juga dengan Muhammad SAW. Dia selain disusukan oleh ibunya kemudian disusukan oleh Suwaibah untuk selanjutnya disusukan dan diasuh sampai umur 4 tahun oleh Halimatus Sa’diyah yang berasal dari Bani Sa’ad.
Selanjutnya Nabi Muhammad diasuh oleh ibunya, ketika Muhammad berumur 6 tahun dia bersama ibunya pergi ke Madinah menziarahi makam ayahnya. Dalam perjalanan pulang ibunya sakit dan meninggal di Abwa’ dan dimakamkan disana.
Semenjak ibunya meninggal dia diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib sampai berusia 8 tahun. Sebelum kakeknya meninggal beliau berwasiat agar Muhammad di asuh oleh pamannya Abu Thalib. Pada waktu Nabi Muhammad ikut mengembalakan ternak pamannya
Abu Thalib adalah seorang pedagang yang sehari-hari berdagang ke negeri Syam (Syiria). Pada waktu Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun beliau ikut berdagang ke Syam. Di suatu tempat yang bernama Bushra mereka berjumpa dengan seorang pendeta Yahudi yang bernama Bukhaira. Pendeta itu menyarankan Abu Thalib segera mengajak pulang dan menjaga Muhammad dengan baik. Pendeta itu mengetahui dan memperhatikan keadaan Muhammad SAW, bahwa dalam diri Muhammad terdapat tanda kenabian yang terdapat dalam kitab Injil.
Muhammad SAW pernah ikut membantu dalam perang Fijar yang terjadi antara suku Quraisy dengan suku Qais yang disebabkan oleh persoalan keturunan dan kebangsawanan ketika itu Muhammad SAW berusia 15 tahun. Muhammad SAW terkenal dengan kejujurannya sehingga beliau dengan Al-Amin.
Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW menikah dengan seorang janda kaya yaitu Khadijah.
Dalam perjalanan hidupnya, Muhammad sangat pantas dijadikan suri teladan yang baik atau “Uswatun Hasanah”. Sifat-sifat kerasulan yang dimilikinya yaitu Al Amin yang artinya dipercaya, fatanah yang artinya cerdas dan tablig yang artinya menyampaikan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar